Pacaran Secara Islami

Dizaman sekarang ini, pacaran merupakan suatu fenomena yang dianggap penting bagi anak muda. Bahasan yang di bicarakan tidak lepas dari hal-hal yang berbau cinta. Status jaringan sosial pun menjadi salah satu sarana menerima curhatan tentang si doi.  Mungkin fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, dan film. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa. Sebenarnya jika ditanya untuk apa pacaran? Mungkin semua kaum remaja bisa memberikan jawaban yang pasti kenapa harus punya pacar, dan buat apa pacaran.
Pacaran Secara Islami
Seharusnya Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan.

Kalau pertanyaannya: “Bagaimana pacaran bisa diridhai Allah?”, maka ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Rubah terlebih dahulu istilah pacaran itu menjadi ta’aaruf, perkenalan, atau sejenisnya yang bersifat lebih umum. Karena saat disebut pacaran, berbagai atribut pacaran akan gampang meluncur menghiasinya.

2. Perkenalan tersebut dilakukan murni untuk mengejar target menikah. Jadi tidak boleh dilakukan bila belum ada niat menikah. Nabi Muhammad saw bersabda:
Lihatlah terlebih dahulu (wanita) itu. Karena yang demikian itu lebih baik agar tercipta keharmonisan di antara kalian berdua.”

Dizaman sekarang ini, pacaran merupakan suatu fenomena yang dianggap penting bagi anak muda. Bahasan yang di bicarakan tidak lepas dari hal-hal yang berbau cinta. Status jaringan sosial pun menjadi salah satu sarana menerima curhatan tentang si doi.  Mungkin fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, dan film. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa. Sebenarnya jika ditanya untuk apa pacaran? Mungkin semua kaum remaja bisa memberikan jawaban yang pasti kenapa harus punya pacar, dan buat apa pacaran.

Seharusnya Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan.


Kalau pertanyaannya: “Bagaimana pacaran bisa diridhai Allah?”, maka ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Rubah terlebih dahulu istilah pacaran itu menjadi ta’aaruf, perkenalan, atau sejenisnya yang bersifat lebih umum. Karena saat disebut pacaran, berbagai atribut pacaran akan gampang meluncur menghiasinya.

2. Perkenalan tersebut dilakukan murni untuk mengejar target menikah. Jadi tidak boleh dilakukan bila belum ada niat menikah. Nabi Muhammad saw bersabda:
“Lihatlah terlebih dahulu (wanita) itu. Karena yang demikian itu lebih baik agar tercipta keharmonisan di antara kalian berdua.”

Adab perkenalan atau Ta’aruf
Adapun adab-adab ta’aruf, adalah sebagai berikut:

1. Menjaga atau Menahan Pandangan
Allah berfirman,
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya …” (an-Nur: 30-31)

Yakni, mata tak boleh jelalatan melihat calon pasangan atau bagian dari tubuhnya yang menggoda selera, atau memelototi wajahnya untuk mencari kenikmatan. Melihat diperbolehkan bila untuk memastikan kecocokan saja. Artinya, setelah segala sesuatu yang lain dianggap sudah saling cocok, melihat sebagai penentunya.

2. Menjaga dan Menutup aurat
Allah berfirman,
“… Dan janganlah mereka (wanita-wanita mukmin) menampilkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari pandangan dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya ….” (an-Nur: 31)

Artinya, bila harus berbicara dengan pria non mahram, seorang wanita muslimah harus menutup aurat sebatas yang dia yakini sebagai aurat, menurut dasar yang jelas. Kecuali saat nazhar dengan tujuan memastikan kecocokan secara fisik, seperti tersebut di atas. Saat itu boleh dibuka sebagian aurat, asalkan bukan untuk dinikmati, tapi sekadar memastikan kecocokan fisik saja, maka yang dilihat juga harus sangat dibatasi.

3. Tenang dan Terhormat dalam Perilaku
Allah berfirman,
“… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (al-Ahzab: 32)

4. Sopan dan serius dalam Berbicara
Allah berfirman,
“… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (al-Ahzab: 32)

5. Hindari Membahas Hal-hal yang Tidak Perlu
Allah berfirman,
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna…” (al-Mukminun : 1-3)

Selanjutnya, proses pertemuan harus ditemani oleh mahram, karena berduaan antara pria dan wanita yang belum menikah adalah haram, sebagaimana yang kita ketahui bersama. demikian artikel tentang tips pacaran dalam islam, semoga bermanfaat.
Pacaran Secara Islami | Admin | 5